
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengukuhkan Prof. Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd., sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) pada Sidang Terbuka yang digelar di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika, UNJ, Rawamangun. Acara yang dipimpin langsung oleh Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si., ini berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh sivitas akademika, tokoh pendidikan, serta pegiat BIPA.
Orasi Ilmiah: Inklusivitas sebagai Fondasi BIPA
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Inklusivitas dalam Pengajaran BIPA: Pilar Internasionalisasi Bahasa Indonesia”, Prof. Liliana menegaskan pentingnya prinsip inklusivitas dalam memperkuat peran bahasa Indonesia di kancah global. Beliau menyoroti peningkatan minat belajar bahasa Indonesia setelah diakuinya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO pada Sidang Umum 20 November 2023. Data dari laman bipa.kemdikbud.go.id mencatat sekitar 198 ribu orang asing telah mempelajari bahasa Indonesia di 57 negara melalui program BIPA.
“Pengajaran BIPA tidak hanya tentang transfer linguistik, tetapi juga tentang membangun jembatan budaya yang inklusif, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ujar Prof. Liliana, yang juga merupakan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNJ periode 2017—2024, dan pernah menjabat sebagai Ketua APPBIPA Pusat selama dua periode dari 2015 hingga 2024.
Inklusivitas dalam Praktik Pengajaran BIPA
Berdasarkan hasil survei yang dilakukannya, Prof. Liliana menemukan bahwa kelas BIPA telah menerapkan prinsip inklusivitas dengan menerima pemelajar dari beragam latar belakang, termasuk penyandang disabilitas. Namun, untuk mengoptimalkan pendekatan ini, beliau menawarkan dua strategi utama:
- Pendekatan Diferensiasi – Menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan individu pemelajar.
- Pengajaran Multikultural berbasis Culturally Responsive Teaching (CRT) – Memadukan nilai-nilai budaya dalam materi ajar.
Lima prinsip utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan BIPA inklusif adalah:
- Menghargai keberagaman budaya,
- Menerima perbedaan,
- Menggunakan metode fleksibel,
- Menciptakan ruang untuk saling belajar, serta
- Membangun kesadaran global dan lokal.
Dukungan untuk Internasionalisasi Bahasa Indonesia
Prof. Liliana menekankan bahwa inklusivitas bukan hanya tentang akses, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem pembelajaran yang memberdayakan. “Dengan pendekatan ini, BIPA tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga memperkenalkan Indonesia sebagai bangsa yang ramah dan terbuka,” tambahnya.
Acara pengukuhan ini menjadi momentum penting bagi pengembangan BIPA, sekaligus mengukuhkan peran UNJ sebagai salah satu pelopor pendidikan bahasa Indonesia di tingkat internasional.